oleh Alfarizki Qodri (Kelas X MIA 8)
"Rencana yang lebih baik daripada meninggalkan Bumi adalah dengan menjaga Bumi kita sendiri.
-- Alfa --
Film garapan sutradara
Christopher Nolan ini mendapatkan banyak perhatian dari
para penggemar film, apalagi
bagi kalangan penyuka
kosmologi
. Namun, bagi
orang awam mungkin
Interstellar akan membuat dahi
berkerut. Itu karena film berdurasi
hampir 3 jam ini
dibuat
dengan alur yang agak rumit
.
Meski begitu, Nolan cukup pintar untuk menantang Anda terus mengikuti jalan ceritanya
hingga akhir.
Saya akan membahas tentang sesuatu yang
menarik dari film ini
,
yaitu
Wormbole atau Lubang Cacing. Tentang bagaimana
Lubang Cacing dapat
digunakan untuk
menembus galaksi lain
, sehingga
memungkinkan kita untuk mencari planet pengganti Bumi.
Mari kita mulai pembahasan kita dengan
pertanyaan, “Apakah Lubang Cacing itu ben
ar
-benar ada
? Atau,
apakah benar lubang ini bisa menembus ke alam semesta lain?”
Sebenarnya, sampai sekarang masih belum
ada bukti yang bisa mendukung keberadaannya, baik dari pengamatan ataupun
secara eksperimen. Lubang Cacing itu sendiri merupakan solusi matematis
mengenai hubungan geometris antara satu titik dalam ruang-waktu dengan titik
yang lain, dimana hubungan tersebut bisa berperilaku sebagai ‘jalan pintas’
dalam ruang-waktu. Menurut
Dr. Kip S. Thorne dari California Institute of Technology, lubang cacing diilustrasikan memiliki dua
ujung. “Misalnya, satu ujung di kamarmu, ujung yang lain ada di negara asal
teman facebook-mu di Perancis. Kalau kau melongok melalui wormhole itu, maka akan tampak temanmu berdiri dengan latar belakang menara
Eiffel. Sementara, temanmu
yang melihat melalui
ujung wormhole di Prancis lbisa melihatmu duduk mengerjakan PR di
kamarmu. Tentu saja akan
menyenangkan jika setelah mengerjakan PR kau bisa menemui kawanmu di Prancis
dan naik ke menara Eifel hanya dengan masuk ke semacam lorong.”
Tapi, menurut hukum fisika keberadaan lubang cacing itu memungkinkan. Meski demikian, lubang
cacing mudah runtuh, sehingga mustahil
ada material yang selamat jika
masuk melalui lubang cacing.
Apalagi manusia, yang dalam film Interstellar
digambarkan sang tokoh dengan mudahnya memasuki lubang cacing. Namun, ada kemungkinan lain lubang cacing tidak akan
runtuh seandainya
material yang masuk memiliki energi negatif; semacam gaya anti-gravitasi.
Istilah lubang cacing sendiri ternyata
berasal dari teori relativitas umum yang dilontarkan oleh Albert Einstein.
Teori ini juga disebut sebagai 'jembatan Einstein-Rosen' karena dalam menemukan
teori ini, Einstein dibantu oleh Nathan Rosen. Mereka mengibaratkan lubang cacing sebagai
'jembatan' yang bisa menembus ruang dan waktu. 'Jembatan' ini menghubungkan dua
titik yang berbeda, baik ruang dan waktu. Dengan menggunakan lubang cacing, secara teoretis, akan
terjadi jalan pintas, dan otomatis
ini akan mengurangi jarak dan waktu perjalanan antar bintang atau planet.
Bisa kebayangkan bagaimana bisa sebuah lubang bisa
menuju ke alam semesta lain, padahal jarak dari alam semesta kita ke alam
semesta lain sangatlah jauh? Namun,
meski lubang cacing hanya hipotesa Einstein,
tidak sedikit ilmuwan yang ingin menemukan lubang cacing ini.
Perlu diketahui, posisi lubang cacing itu berada didalam
lubang hitam. Dan, sebagaimana
kautahu lubang hitam itu meyedot material yang berada di sekitarnya termasuk CAHAYA.
Sehingga, apabila kita
menghubungkannya dengan lubang hitam, maka kita akan temukan kejanggalan lubang hitam dalam Interstellar. Ketika Cooper (Matthew McConaughey) dan para kru pergi ke sebuah planet yang
mengorbit dalam lubang hitam, dia berpikir bahwa dengan mengitari lubang hitam
maka dia bisa menghindari pergeseran waktu yang terlalu ekstrim. Karena dengan
demikian dia bisa kembali kepada anaknya ketika usia anaknya sama dengan usia
dirinya saat berangkat. Disini Cooper hanya membutuhkan beberapa jam sebelum
pesawatnya dapat mengitari lubang hitam. Padahal, faktanya butuh waktu yang
sangat lama untuk mengitari lubang hitam.
Seperti itulah beberapa keganjilan lubang cacing dan lubang hitam
dalam film ini. Nola mengakui bahwa modal utamanya bukan
soal cerita atau penampakan lubang
hitam, melainkan tentang keberadaan pesawat ulang alik “ENDURANCE” yang
mengantarkan Cooper dan kru lainnya.
Kembali ke topik utama tentang lubang cacing, namun kali ini kita
akan menghubungkannya dengan kekuasaan Allah. Ada beberapa jenis lubang cacing, tapi yang
membuat takjub adalah lubang
cacing yang disampaikan oleh beberapa cendikiawan islam yaitu
WORMHOLE-MA’AARIJ, yaitu
tempat naik para malaikat.
Dari Allah yang mempunyai tempat-tempat naik. Naik malaikat
dan ruh kepada Nya di dalam satu hari adalah ukurannya lima puluh ribu tahun. (QS. Al Ma’aarij (70) ayat
3-4).
Wormhole-Ma’aarij juga diyakini akan menemui semua insan yang
bernyawa, yakni ketika ajal menjelang dan terbukalah satu pintu Wormhole-Ma’aarij kepada kita. Tempat ini akan terhubung ke
Alam Barzakh, dimana Malaikat Maut akan menemani kita dalam meniti “jembatan”
ini, yang satu harinya berbanding secara
relatif 50 ribu tahun di bumi. Wow! Benar-benar sama dengan prinsip lubang cacing dimana kita
bisa pergi kemana saja dalam
waktu singkat melalui lubang cacing walaupun jarak tujuannya sangat jauh.
Saya suka dengan Interstellar dan memasukannya ke dalam daftar film favorit saya.
Ya, walaupun ilmuwan menemukan keganjilan pada film ini, namun pada intinya, sebagus-bagusnya
film pasti ada kekurangannya. Film
ini membuat saya menjadi lebih cinta dengan bumi, dimana bumi digambarkan dalam masa kritis dan tidak layak
untuk ditinggali, dan kemudian sejumlah orang mencari planet pengganti
baru sebagai pengganti bumi.