Pernah nggak kamu punya teman yang selalu
terlambat, dan kamu sering dibuat kesal
dengan berbagai alasannya? Hari ini dia terlambat datang dengan alasan bangun
kesiangan. Besoknya dia terlambat lagi ketemu kamu karena macet. Di lain
waktu dia terlambat karena harus balik lagi ke rumah untuk mengambil hp-nya. Dia
sekolah pun demikian. Dia sering terlambat masuk kelas. Hukuman dari guru tidak
membuat dia datang lebih awal.
Andrew Matthews dalam bukunya Being Happy menyebut kebiasaan terlambat
ini sebagai pola. Kebiasaan ini sudah melekat dalam diri teman kamu, dan sepertinya
ada yang salah ketika dia berhasil datang tepat waktu. Pola dikendalikan tanpa
kita sadari, yaitu dalam alam bawah sadar kita. Sama halnya ketika kita sedang
makan. Kita tidak pernah memerhatikan bagaimana sendok bisa masuk ke dalam
mulut kita. Pada saat kita tidur, kita masih bisa bernafas dengan leluasa tanpa
pernah memikirkannya.
Alam bawah sadar-lah yang mengatakan pada
temanmu bahwa dia akan selalu terlambat. Jika temanmu berhasil bangun lebih
pagi, program alam bawah sadarnya akan membantunya menemukan lampu merah
menyala lama, mencari tukang kue untuk sarapan, atau menyusuri jalan baru yang
menyesatkan.
Ada banyak pola yang sering kita temui, dan
mungkin beberapa diantaranya kita alami. Sebut saja pola penyakit, saat dimana dia
sakit menjelang ujian. Pola menghabiskan uang, saat dimana dia punya uang
lebih, maka dia akan segera menghabiskannya. Pola gaya hidup berantakan; orang
ini akan merasa aneh jika kamarnya rapih, sehingga dia ingin segera mengacak-acaknya.
Pola gangguan belajar sering terjadi pada
siswa. Tidak sedikit siswa cenderung memiliki gangguan belajar meski sebenarnya dia melakukannya tidak sengaja.
Pola lain yang cukup mengerikan adalah pola tiada
hari tanpa smartphone. Benda ini, yang
seharusnya bisa mendekatkan yang jauh, malah berlaku sebaliknya. Kita sering
menemui sekelompok orang berkumpul namun tidak bicara satu dengan yang lain.
Masing-masing sibuk bermain game,
posting gambar atau update status. Orang seperti ini seolah tidak bisa hidup tanpa smartphone.
Pola-pola di atas kita sebut dengan pola
negatif. Namun bagaimanapun juga, di sisi lain terdapat juga pola positif yang sangat
bermanfaat bagi kita. Mungkin kamu pernah kenal dengan orang yang selalu tepat
waktu meski badai atau macet menghadang. Pola lainnya adalah pola apapun yang
dikerjakannya selalu mudah. Ada juga orang yang memiliki pola berhemat (bukan
pelit). Ada juga pola saya selalu sehat.
Kita pastinya menginginkan pola positif terjadi
pada diri kita. Kita juga sering bertanya, “Kapan pola buruk dalam diri saya
berubah? Kapan berhentinya? Jawabannya adalah, “Hidup akan berubah jika kita
berubah.”
Tentu saja untuk berubah ada tantangannya. Kita
harus siap menghadapi tantangannya dan konsisten dengan usaha kita.
Kamu ingin mempersiapkan dirimu untuk menghadapi ujian dan untuk itu kamu mengumpulkan segala energi untuk belajar setelah maghrib. ,Semua buku dan peralatan tulis sudah siap di meja belajar, dan kamu sudah memasang musik dulu supaya lebih rileks. Tapi tampaknya lagu belum cukup untuk membuat kamu berkonsentrasi sehingga kamu memutuskan untuk membuat kopi, membeli camilan, meraut pensil, dan menjelajah internet untuk mencari tambahan informasi. Ketika akhirnya kamu sudah mendapatkan semuanya, jam menunjukkan pukul 11.00, waktu yang cukup telat untuk tidur. Bagaimana mungkin bisa menyelesaikan soal ujian jika mengantuk?
Kamu ingin mempersiapkan dirimu untuk menghadapi ujian dan untuk itu kamu mengumpulkan segala energi untuk belajar setelah maghrib. ,Semua buku dan peralatan tulis sudah siap di meja belajar, dan kamu sudah memasang musik dulu supaya lebih rileks. Tapi tampaknya lagu belum cukup untuk membuat kamu berkonsentrasi sehingga kamu memutuskan untuk membuat kopi, membeli camilan, meraut pensil, dan menjelajah internet untuk mencari tambahan informasi. Ketika akhirnya kamu sudah mendapatkan semuanya, jam menunjukkan pukul 11.00, waktu yang cukup telat untuk tidur. Bagaimana mungkin bisa menyelesaikan soal ujian jika mengantuk?
Bayangkan kamu sedang berdiet. Kamu lari setiap
pagi dan sore, menghindari makan coklat, kue, atau piza. Pada suatu hari teman jauh
kamu datang dari Makassar dan membawakan kamu sekotak coklat dengan hiasan
stroberi. Teman kamu bilang, “Kue ini khusus dibuat mama untuk kamu.” Nah
lho?
Saat kamu memutuskan untuk berhemat dengan
menabung, tidak jajan dan membawa makan siang dari rumah. Tapi, ketika baru dua
minggu berjalan kamu menemukan iklan yang menjual komik yang wajib kamu koleksi.
Kamu ingat pernah memburunya di pameran buku dan menjelajah di seluruh toko
buku. Di samping itu, kamu juga perlu uang untuk membeli pulsa internet kamu
yang akan habis besok.
Sesungguhnya kita tidak pernah terikat dengan
pola. Pola lama mungkin tetap bertahan, namun bukan tidak mungkin bisa
dihilangkan. Tetaplah berfikir positif tentang diri dan kondisi kamu. Disiplin
mental mungkin tidak mudah, tapi sangat besar manfaatnya. Dan yang lebih
penting adalah selalu berdoa. Kondisi spiritual yang baik akan membantu kamu
dari jalan yang tidak pernah diduga. Bukankah bersedekah bisa menjauhkan kita
dari dari bencana? atau, rejeki dan umur kita akan dipanjangkan jika kita rajin
bersilaturrahmi.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar