Jumat, 27 Maret 2015

Brainstorming Hanya Buang-Buang Waktu?

 

Brainstorming, sebagaimana kita tahu diperkenalkan pertama kali oleh Alex Osborn sekitar tahun 1950’an. Teknik ini berdasarkan pada empat aturan: (1) keluarkan ide sebanyak mungkin; (2) utamakan ide yang tidak biasa atau orisinil; (3) padukan dan saring ide-ide tersebut; dan (4) hindari saling mengkritik selama brainstroming. Proses ini, yang seharusnya bersifat tidak resmi dan bebas berekspresi, disandarkan pada dua dasar pemikiran psikologi klasik. Pertama, kehadiran orang lain bisa memotivasi performa seseorang. Kedua, kuantitas (pada akhirnya) mengungguli kualitas.
Osborn mengklaim bahwa brainstorming dapat meningkatkan kreatifitas hampir 50% ketimbang apabila seseorang bekerja sendiri. Kini, setelah enam dekade penelitian mengatakan bahwa hanya didapat sedikit bukti menyebutkan brainstorming menghasilkan lebih atau pemikiran yang lebih baik ketimbang orang yang bekerja sendirian.
Sebuah meta-analisis menjelaskan lebih dari 800 kelompok menunjukkan bahwa seseorang kemungkinan besar akan lebih menghasilkan ide lebih banyak saat mereka tidak berinteraksi dengan orang lain. Brainstorming khususnya bisa mengancam produktifitas seseorang dalam sebuah kelompok besar, ketika kelompok tersebut diawasi dengan ketat, dan ketika performa diukur dengan llisan ketimbang tulisan. Masalah lain adalah kelompok tersebut cenderung menyerah ketika mereka menyatakan tidak bisa memberi masukan yang lebih banyak.
Jadi, kenapa brainstorming tidak berhasil sesuai rencana?
Menurut Dr. Tamaro Chamorro, seorang Profesor Psikologi Bisnis di University College London (UCL) dan Columbia University, ada empat alasan brainstorming tidak bekerja, yaitu:
1. Kemalasan: Ada kecenderungan bagi sebagian orang tidak berusaha ketika mereka berada dalam kelompok ketimbang bekerja sendiri. Sesuai dengan bystander effect, yaitu kita tidak akan merasa lebih terdorong melakukan sesuatu saat tahu orang lain mungkin akan melakukannya.
2. Kecemasan: Sebagian orang malah menjadi cemas dengan cara anggota kelompok lain memandang ide mereka. Sejalan dengan itu, ketika anggota kelompok melihat orang lain punya kemampuan lebih, maka performa mereka akan cenderung menurun (minder). Hal ini menjadi masalah bagi orang yang introvert dan punya kepercayaan diri yang rendah.
3. Penurunan Kemampuan: Kejadian ini berupa penyesuaian kepada yang lebih rendah, dimana orang yang punya kemampuan lebih pada akhirnya akan menyesuaikan diri dengan kemampuan lawannya. Hal ini biasa terjadi dalam olahraga. Jika Anda berlatih dengan orang yang kompetensinya di bawah Anda, maka kompetensi Anda akan cenderung menurun dan lama kelamaan kemampuan Anda akan setara dengan pesaing Anda.
4. Hambatan Produktivitas: Bukan masalah besar-kecilnya suatu kelompok, seseorang hanya boleh mengajukan satu suara pada satu waktu jika ingin didengar. Studi telah menemukan bahwa jumlah usulan yang muncul dengan lebih dari enam atau tujuh anggota, dan jumlah suara per orang akan menurun seiring dengan semakin besarnya kelompok.
Lalu, jika brainstorming memiliki cacat, kenapa dalam praktiknya sering digunakan?
Ada dua alasan utama kenapa brainstorming masih digunakan. Pertama, seiring dengna meningkatnya pekerja dengan spesialiasi, perusahaan melihat bahwa keahlian tersebut perlu dibagi dengan karyawan lain. Jika pemecahan masalah berasal dari bidang berbeda, lalu dengan dikumpulkannya orang-orang yang tepat, secara teori, akan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan karyawan sehingga bisa menghasilkan solusi yang diharapkan. Namun, dalam praktiknya, pendekatan ini butuh pemilihan individu yang tepat dan kesungguhan berkordinasi. Kedua, meskipun tidak menghasilkan pemikiran yang lebih baik, brainstorming dianggap lebih demokratis dari metode lain, sehingga dapat menambah jumlah masukan meskipun tanpa memedulikan kualitasnya.
Akhirnya, brainstorming bisa terus digunakan karena secara naluriah memang terbiasa digunakan. Jadi, silahkan saja Anda meluangkan waktu untuk rapat braistorming. Tapi, jangan terlalu berharap, lebih dari membuat tim Anda semakin solid.


Tidak ada komentar :

Posting Komentar