Jumat, 13 Maret 2015

Lubang Cacing dan Interstellar

oleh Alfarizki Qodri (Kelas X MIA 8)


"Rencana yang lebih baik daripada meninggalkan Bumi adalah dengan menjaga Bumi kita sendiri.
-- Alfa --


Film garapan sutradara Christopher Nolan ini mendapatkan banyak perhatian dari para penggemar film, apalagi bagi kalangan penyuka kosmologi. Namun, bagi orang awam mungkin Interstellar akan membuat dahi berkerut. Itu karena film berdurasi hampir 3 jam ini dibuat dengan alur yang agak rumit. Meski begitu, Nolan cukup pintar untuk menantang Anda terus mengikuti jalan ceritanya hingga akhir.

Saya akan membahas tentang sesuatu yang menarik dari film ini, yaitu Wormbole  atau Lubang Cacing. Tentang bagaimana Lubang Cacing dapat digunakan untuk menembus galaksi lain, sehingga memungkinkan kita untuk mencari planet pengganti Bumi. Mari kita mulai pembahasan kita dengan pertanyaan, “Apakah Lubang Cacing itu benar-benar ada? Atau, apakah benar lubang ini bisa menembus ke alam semesta lain?”
Sebenarnya, sampai sekarang masih belum ada bukti yang bisa mendukung keberadaannya, baik dari pengamatan ataupun secara eksperimen. Lubang Cacing itu sendiri merupakan solusi matematis mengenai hubungan geometris antara satu titik dalam ruang-waktu dengan titik yang lain, dimana hubungan tersebut bisa berperilaku sebagai ‘jalan pintas’ dalam ruang-waktu. Menurut Dr. Kip S. Thorne dari California Institute of Technology, lubang cacing diilustrasikan memiliki dua ujung. “Misalnya, satu ujung di kamarmu, ujung yang lain ada di negara asal teman facebook-mu di Perancis. Kalau kau melongok melalui wormhole itu, maka akan tampak temanmu berdiri dengan latar belakang menara Eiffel. Sementara, temanmu yang melihat melalui ujung wormhole di Prancis lbisa melihatmu duduk mengerjakan PR di kamarmu. Tentu saja akan menyenangkan jika setelah mengerjakan PR kau bisa menemui kawanmu di Prancis dan naik ke menara Eifel hanya dengan masuk ke semacam lorong.”
Tapi, menurut hukum fisika keberadaan lubang cacing itu memungkinkan. Meski demikian, lubang cacing mudah runtuh, sehingga mustahil ada material yang selamat jika masuk melalui lubang cacing. Apalagi manusia, yang dalam film Interstellar digambarkan sang tokoh dengan mudahnya memasuki lubang cacing. Namun, ada kemungkinan lain lubang cacing tidak akan runtuh seandainya material yang masuk memiliki energi negatif; semacam gaya anti-gravitasi.



Istilah lubang cacing sendiri ternyata berasal dari teori relativitas umum yang dilontarkan oleh Albert Einstein. Teori ini juga disebut sebagai 'jembatan Einstein-Rosen' karena dalam menemukan teori ini, Einstein dibantu oleh Nathan Rosen. Mereka mengibaratkan lubang cacing sebagai 'jembatan' yang bisa menembus ruang dan waktu. 'Jembatan' ini menghubungkan dua titik yang berbeda, baik ruang dan waktu. Dengan menggunakan lubang cacing, secara teoretis, akan terjadi jalan pintas, dan otomatis ini akan mengurangi jarak dan waktu perjalanan antar bintang atau planet.
Bisa kebayangkan bagaimana bisa sebuah lubang bisa menuju ke alam semesta lain, padahal jarak dari alam semesta kita ke alam semesta lain sangatlah jauh? Namun, meski lubang cacing hanya hipotesa Einstein, tidak sedikit ilmuwan yang ingin menemukan lubang cacing ini.
Perlu diketahui, posisi lubang cacing itu berada didalam lubang hitam. Dan, sebagaimana kautahu lubang hitam itu meyedot material yang berada di sekitarnya termasuk CAHAYA. Sehingga, apabila kita menghubungkannya dengan lubang hitam, maka kita akan temukan kejanggalan lubang hitam dalam Interstellar. Ketika Cooper (Matthew McConaughey) dan para kru pergi ke sebuah planet yang mengorbit dalam lubang hitam, dia berpikir bahwa dengan mengitari lubang hitam maka dia bisa menghindari pergeseran waktu yang terlalu ekstrim. Karena dengan demikian dia bisa kembali kepada anaknya ketika usia anaknya sama dengan usia dirinya saat berangkat. Disini Cooper hanya membutuhkan beberapa jam sebelum pesawatnya dapat mengitari lubang hitam. Padahal, faktanya butuh waktu yang sangat lama untuk mengitari lubang hitam.
Seperti itulah beberapa keganjilan lubang cacing dan lubang hitam dalam film ini. Nola mengakui bahwa modal utamanya bukan soal cerita atau penampakan lubang hitam, melainkan tentang keberadaan pesawat ulang alik “ENDURANCE” yang mengantarkan Cooper dan kru lainnya.
Kembali ke topik utama tentang lubang cacing, namun kali ini kita akan menghubungkannya dengan kekuasaan Allah. Ada beberapa jenis lubang cacing, tapi yang membuat takjub adalah lubang cacing yang disampaikan oleh beberapa cendikiawan islam yaitu WORMHOLE-MA’AARIJ, yaitu tempat naik para malaikat.
Dari Allah yang mempunyai tempat-tempat naik. Naik malaikat dan ruh kepada Nya di dalam satu hari adalah ukurannya lima puluh ribu tahun. (QS. Al Ma’aarij (70) ayat 3-4).
Wormhole-Ma’aarij juga diyakini akan menemui semua insan yang bernyawa, yakni ketika ajal menjelang dan terbukalah satu pintu Wormhole-Ma’aarij kepada kita. Tempat ini akan terhubung ke Alam Barzakh, dimana Malaikat Maut akan menemani kita dalam meniti “jembatan” ini,  yang satu harinya berbanding secara relatif 50 ribu tahun di bumi. Wow! Benar-benar sama dengan prinsip lubang cacing dimana kita bisa pergi kemana saja dalam waktu singkat melalui lubang cacing walaupun jarak tujuannya sangat jauh. 
Saya suka dengan Interstellar dan memasukannya ke dalam daftar film favorit saya. Ya, walaupun ilmuwan menemukan keganjilan pada film ini, namun pada intinya, sebagus-bagusnya film pasti ada kekurangannya. Film ini membuat saya menjadi lebih cinta dengan bumi, dimana bumi digambarkan dalam masa kritis dan tidak layak untuk ditinggali, dan kemudian sejumlah orang mencari planet pengganti baru sebagai pengganti bumi


Tidak ada komentar :

Posting Komentar