Rabu, 15 April 2015

Disiplin Diri


Disiplin diri, kata itu sepertinya lebih mudah diucapkan ketimbang dilaksanakan. Kita lebih suka bangun telat ketimbang bangun lebih pagi, nonton TV lebih asik daripada belajar dan kita lebih senang makan junk food ketika seharusya kita berolahraga.
Disiplin diri selalu menjadi yang belakangan.
Padahal tidak bisa disangkal, jika kita ingin mencapai tujuan kita, seperti turunin berat bada, menulis novel, belajar, yang kita butuhkan adalah disiplin diri.
Sebenarnya disiplin diri tidak selamanya tidak menyenangkan, dan juga tidak terlalu sulit memulainya jika kita tahu caranya.
1. Mulai dengan Satu Kebiasaan
Sukses di sekolah maupun pekerjaan di bangun secara bertahap. Jika kita bisa menguasai satu kebiasaan, maka kita bisa menguasai yang lainnya.
Salah satu masalah yang kita temukan adalah kita ingin sekaligus merubah semuanya. Kita ingin tidur lebih cepat, menulis cerpen, masak, belajar matematika, diet,, yoga, meditasi. Tapi semuanya itu sulit untuk dilakukan sekaligus. Bukankah Roma tidak dibangun dalam semalam? 
Dan supaya lebih mudah, fokus pada hal yang kita sudah kuasai, atau kegiatan lama yang jarang kita lakukan atau belum konsisten, seperti cuci piring setelah makan, beres-beres tempat tidur, jogging, dsb.
2. Komitmen untuk Memulai
Memulai sebuah kebiasaan yang biasa kita tunda selalu sulit untuk dilakukan, bahkan untuk kebiasaan yang paling mudah sekalipun
Membangun disiplin diri adalah tentang memulai pekerjaan. Dan rahasia untuk memulai adalah membangun perilaku kita sehingga kita tidak bisa untuk menundanya.
Pikirkan sebuah kebiasaan sebagai urutan perilaku kita. Contohnya menulis cerpen deh. Alih-alih memikirkan ceritanya, kita malah berpikir tentang bagaimana menyalakan laptop, membuat kopi, beli snack, memilih huruf yang asik, lalu browsing internet buat cari inspirasi.
Tapi dengan fokus pada tindakan pertama – seperti membuat prolog – dan kita ‘hadir’ dalam kegiatan menulis kita, maka kita sudah selangkah menghindari penundaan.
Jadi, dengan satu kebiasaan, fokus pada langkah pertama dan kita harus komitmen untuk terus melakukannya. 
Kita juga harus menjaga pikiran kita memikirkan hal lain. Hal ini mencegah kita dari melakukan pekerjaan lain yang tidak perlu.
Ya, buat satu kalimat dan dengarkan bunyi ketikan keyboard laptop, maka cerita kita akan mulai terasa hidup, bukan?
3. Konsisten
Mungkin diantara kita ada yang bilang, “Saya tidak ada masalah dengan memulai kebiasaan, cuma sulit untuk konsisten.”
Konsisten itu memang sulit. Tapi untuk konsisten itu bisa dimulai dengan mencintai prosesnya. Konsisten bukan berarti tidak pernah melewatkan satu hari pun. Konsisten berarti tentang kehilangan satu hari, belajar kenapa kita bisa kehilangan dan setelah itu melakukan sesuatu supaya itu tidak terjadi lagi.
4. Cuci, Bilas, dan Ulangi.
Inilah saat dimana kita tidak perlu melihat kemajuan kita, ketika perilaku sudah menjadi sebuah kebiasaan. Langkah ini bukan berarti kita kehilangan fokus pada kegiatan kita atau malah berhenti; maksud saya dengan terbiasa berarti sesuatu akan dikerjakan lebih mudah.
Langkah selanjutnya adalah pilih kebiasaan baru dan ulangi prosesnya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar