Senin, 11 Mei 2015

8 Trik Yang Akan Membuatmu Terlihat Pintar di Kelas


Bagi sebagian dari siswa, terlihat pintar itu penting di dalam kelas. Teman dan guru akan lebih menghargai, dan tentunya hal itu akan membuat kita lebih percaya diri. Mungkin benar apa yang pepatah bilang tentang “Jangan menilai buku dari sampulnya”, tapi bukankah sebagian orang beli buku karena melihat sampulnya.
Berikut beberapa tips yang akan membuatmu terlihat pintar di kelas.
1. Foto tulisan di papan tulis.

Ketika guru selesai menulis di papan tulis, angkat tanganmu dan bilang, “Boleh saya foto rumus-rumus itu? Tulisan ibu membuat saya teringat situasi kelas saat ibu menerangkan dan itu membuat saya akan selalu ingat rumus-rumusnya.” Begitu selesai bicara, kamu akan melihat teman-temanmu mengeleuarkan smartphone dari saku mereka.

2. Minta diulang.

Langkah ini sangat penting kamu lakukan ketika kelas sedang perhatian penuh pada gurumu, kecuali kamu tentu saja. Inilah saat yang tepat buat kamu menyela dan bertanya, “Maaf Pak, mohon diulangi kalimat tadi?” Kemudian kamu langsung lanjut dengan berkata, “Konsentrasi saya tadi terputus karena tadi malam saya begadang mengerjakan PR (guru lain) Bahasa Inggris.”  Boom! Kamu buat dirimu terlihat lebih pintar di kelas.

3. Mencatat sambil sesekali mengangguk.
Catat kata-kata penting yang gurumu katakan sambil sesekali mengangguk dan bergumam ‘Hmm’, ‘Jadi begini toh’, ‘Saya mengerti’.

4. Pergi ke keluar
Kamu bisa pakai alasan mau ke toilet. Ya, berada di luar itu penting untuk menghilangkan penat dan menghirup udara segar. Pastikan setelah kamu kembali ke kelas, kamu mengangkat tangan dan meminta guru mengulangi bahasan yang kamu lewati.

5. Tunjukkan wajah menyesal.

Inilah saatnya kamu jujur. Ketika kamu ditunjuk untuk mengerjakan soal, berjalanlah ke depan kelas dengan percaya diri dan kemudian bilang, “Maafkan saya, Bu. Seandainya ibu menjelaskan sekali lagi, saya pasti bisa mengerjakan soal ini.” Kemudian kamu pilih teman kamu untuk menggantikan kamu. “Atau, ibu bisa meminta Anto untuk mengerjakannya dan saya memperhatikannya dari sini.”

6. Minta mengulang slide
Tidak masalah sudah sampai dimana slidenya, dengan meminta mengulang kamu akan dikira sangat memerhatikan materi yang dijelaskan. Kalau kamu tidak tahu apa yang harus dikatakan, bilang saja seperti yang orang lain bilang, “Saya kurang paham penjelasan grafiknya.”

7. Menunjuk papan tulis.
Trik ini mungkin berisiko, tapi akan berkesan. Colek teman di sebelah kamu, lalu tunjuk ke papan tulis sambil berkata, “Sori, mata ane kelilipan.” Kalau gurumu bertanya, maka itu kesempatan kamu untuk meminta penjelasan ulang seperti trik nomor 2.

8. Pakai kacamata.

Buat kamu yang tidak memakai kacamata, trik ini bisa jadi sangat berguna. Ingat! Pakai kacamata biasa, bukan yang minus apalagi plus.
Kamu punya trik lain?

Senin, 27 April 2015

Setelah 12 Tahun Belajar Bahasa Inggris




Sebagaimana kita tahu, rata-rata orang Indonesia belajar bahasa Inggris selama 12 belas tahun di pendidikan formal; dari sejak SD hingga SMA. Tapi sayangnya hanya sedikit dari kita yang benar-benar fasih berbahasa Inggris. Tidak terkecuali penulis. Hehe.
Jadi, siapa yang salah?
Menjelang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun ini, penguasaan bahasa Inggris sangat diperlukan. Apalagi masuknya pekerja asing nanti pastinya akan menambah persaingan di dunia industri, karena di samping keahlian, tentu saja perusahaan akan mengutamakan calon karyawan yang pandai berbahasa Inggris. Memang, kesadaran perlunya bahasa Inggris biasanya datang ketika memasuki dunia kerja. Hampir setiap hari kita akan berhadapan dengan bahasa Inggris, seperti meneliti dokumen, koresponden, menghadiri seminar, meeting dengan bos, dll. Seandainya kita tahu hal itu akan terjadi, kita pasti akan menyiapkan diri kita dengan lebih baik.
Jadi, siapa yang salah?
Aduh, tanya itu lagi. Saya tidak ingin menyalahkan siapapun. Menurut saya, selama kebutuhan untuk berbahasa Inggris di negeri ini masih kurang dan lingkungan kita masih 100% menggunakan bahasa Indonesia, sulit rasanya bagi kita untuk menguasai bahasa Inggris. Meski begitu, ada sebagian orang yang berkemauan keras supaya bisa berbahasa Inggris. Caranya pun beragam ada yang dengan memberanikan diri ngomong sama bule atau baca koran berbahasa Inggris dengan lantang setiap hari. Mengikuti lomba bahasa Inggris
Memaksa diri kita berbahasa Inggris bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti yang dilakukan para siswa dari eskul English Club Etniez Sabtu lalu (25/4) dalam Etniez English Contest 2. Ya, dengan mengikuti lomba pidato berarti menghadirkan kebutuhan berbahasa Inggris ke masa kini. Seorang peserta dituntut menguasai materi maupun berlatih keras melafalkan kata-kata. Namun mengikuti lomba hanyalah sebuah kebutuhan sementara, setelah itu dia harus terus mengasahnya lewat kegiatan lain, seperti bergabung dengan klub Bahasa Inggris, menterjemahkan atau menulis artikel berbahasa Inggris, atau mengikuti program yang diadakan konsulat negara lain seperti di British Council atau @America.
Punya tips supaya lancar berbahasa Inggris? Share disini.



Jumat, 24 April 2015

Bayi Bintang Bersinar di 25 Tahun Hubble (Video)



Sebuah Video baru yang diambil teleskop Hubble memperlihatkan jagat raya kita yang bertaburan bintang-bintang baru. Video ini sekaligus sebagai penanda 25 tahun usia Teleskop Hubble sejak diluncurkan pertama kali pada tanggal 24 April 1990.




Ada yang punya cerita lain tentang Teleskop Hubble?



Ketika Peneliti Dinosaurus Kalah dari Bocah 6 Tahun (Video)


Chris Pratt yang berperan sebagai Owen Grady, peneliti dinosaurus, dalam film Jurassic World (12/6) dikalahkan Noah Ritter, bocah 6 tahun, dalam dalam acara The Ellen DeGeneres Show kamis kemarin. Mereka bertarung dalam "Dino Right or Dino Wrong, dimana masing-masing berebut menjawab pertanyaan seputar dinosaurus. Yuk, lihat video lucunya.




Rabu, 22 April 2015

Earth Avengers Day


Saya sengaja menulis ini setelah menonton The Avengers: Age of Ultron (AoU) mengingat selalu ada kerusakan lingkungan jika para superhero bertarung. Memang sebuah keberuntungan Indonesia termasuk salah satu negara pertama tayang sekuel dari The Avengers ini, apalagi bertepatan dengan peringatan Hari Bumi yang jatuh hari ini (22/4).
Lalu, apa hubungannya antara Hari Bumi dengan AoU?
AoU berkisah tentang ambisi Tony Stark untuk menciptakan pasukan perdamaian dunia. Dia membuat Artificial Intellegence (AI) yang akan diterapkan kedalam robot sebagai pengganti The Avengers kelak. Tapi sesuatu terjadi. AI berubah menjadi ancaman dunia dalam bentuk Ultron.
Kali ini Iron Man dkk. tidak lagi mengacak-acak New York. Lokasi pertarungan ‘Baik v Jahat’ pindah ke beberapa tempat: Afrika, Seoul, dan Sokovia. Namun yang paling parah adalah Sokovia. Kota itu terangkat ke angkasa dengan membawa ratusan penduduknya, sementara yang tertinggal di bumi hanyalah lubang cekungnya. Sokovia benar-benar hancur.
AoU bisa dikatakan sebuah gambaran bagaimana bumi kita bisa rusak karena ambisi manusia. Teknologi memang memudahkan kita untuk mendapatkan sesuatu. Meskipun bertujuan baik, bukan berarti tidak ada konsekuensinya. Ketika manusia membuat kendaraan bermotor, manusia juga menyebar polusi. Ketika manusia membuat senjata untuk melumpuhkan penjahat, manusia juga menciptakan perang. Ketika manusia mengebor untuk minyak, manusia juga membuat luka di bumi.
Namun, di sisi lain ada sebagian orang yang berusaha mengobati luka bumi dengan menanam pohon, memungut sampah di trotoar dan membuangnya ke tempat sampah, dan ada juga yang membalut lubang ozon dengan apa yang kita lakukan hari ini: Memperingati Hari Bumi.
Selamat Hari Bumi 2015.



Rabu, 15 April 2015

Disiplin Diri


Disiplin diri, kata itu sepertinya lebih mudah diucapkan ketimbang dilaksanakan. Kita lebih suka bangun telat ketimbang bangun lebih pagi, nonton TV lebih asik daripada belajar dan kita lebih senang makan junk food ketika seharusya kita berolahraga.
Disiplin diri selalu menjadi yang belakangan.
Padahal tidak bisa disangkal, jika kita ingin mencapai tujuan kita, seperti turunin berat bada, menulis novel, belajar, yang kita butuhkan adalah disiplin diri.
Sebenarnya disiplin diri tidak selamanya tidak menyenangkan, dan juga tidak terlalu sulit memulainya jika kita tahu caranya.
1. Mulai dengan Satu Kebiasaan
Sukses di sekolah maupun pekerjaan di bangun secara bertahap. Jika kita bisa menguasai satu kebiasaan, maka kita bisa menguasai yang lainnya.
Salah satu masalah yang kita temukan adalah kita ingin sekaligus merubah semuanya. Kita ingin tidur lebih cepat, menulis cerpen, masak, belajar matematika, diet,, yoga, meditasi. Tapi semuanya itu sulit untuk dilakukan sekaligus. Bukankah Roma tidak dibangun dalam semalam? 
Dan supaya lebih mudah, fokus pada hal yang kita sudah kuasai, atau kegiatan lama yang jarang kita lakukan atau belum konsisten, seperti cuci piring setelah makan, beres-beres tempat tidur, jogging, dsb.
2. Komitmen untuk Memulai
Memulai sebuah kebiasaan yang biasa kita tunda selalu sulit untuk dilakukan, bahkan untuk kebiasaan yang paling mudah sekalipun
Membangun disiplin diri adalah tentang memulai pekerjaan. Dan rahasia untuk memulai adalah membangun perilaku kita sehingga kita tidak bisa untuk menundanya.
Pikirkan sebuah kebiasaan sebagai urutan perilaku kita. Contohnya menulis cerpen deh. Alih-alih memikirkan ceritanya, kita malah berpikir tentang bagaimana menyalakan laptop, membuat kopi, beli snack, memilih huruf yang asik, lalu browsing internet buat cari inspirasi.
Tapi dengan fokus pada tindakan pertama – seperti membuat prolog – dan kita ‘hadir’ dalam kegiatan menulis kita, maka kita sudah selangkah menghindari penundaan.
Jadi, dengan satu kebiasaan, fokus pada langkah pertama dan kita harus komitmen untuk terus melakukannya. 
Kita juga harus menjaga pikiran kita memikirkan hal lain. Hal ini mencegah kita dari melakukan pekerjaan lain yang tidak perlu.
Ya, buat satu kalimat dan dengarkan bunyi ketikan keyboard laptop, maka cerita kita akan mulai terasa hidup, bukan?
3. Konsisten
Mungkin diantara kita ada yang bilang, “Saya tidak ada masalah dengan memulai kebiasaan, cuma sulit untuk konsisten.”
Konsisten itu memang sulit. Tapi untuk konsisten itu bisa dimulai dengan mencintai prosesnya. Konsisten bukan berarti tidak pernah melewatkan satu hari pun. Konsisten berarti tentang kehilangan satu hari, belajar kenapa kita bisa kehilangan dan setelah itu melakukan sesuatu supaya itu tidak terjadi lagi.
4. Cuci, Bilas, dan Ulangi.
Inilah saat dimana kita tidak perlu melihat kemajuan kita, ketika perilaku sudah menjadi sebuah kebiasaan. Langkah ini bukan berarti kita kehilangan fokus pada kegiatan kita atau malah berhenti; maksud saya dengan terbiasa berarti sesuatu akan dikerjakan lebih mudah.
Langkah selanjutnya adalah pilih kebiasaan baru dan ulangi prosesnya.

Jumat, 10 April 2015

Thanks God Ada UN



Tepat tanggal 13 – 15 April 2015 akan diselenggarakan Ujian Nasional (UN). Meski UN kali ini tidak menentukan kelulusan siswa, namun UN tetap penting karena akan menjadi bahan evaluasi pemerintah terhadap kinerja sekolah. Untuk itu sekolah mengerahkan semua tenaga dan pikiran supaya semua siswanya bisa lulus dengan nilai memuaskan. Termasuk diantaranya dengan mengadakan doa bersama seperti yang dilakukan SMAN 2 Bekasi kamis kemarin (9/4).



UN sebagaimana ujian lainnya merupakan syarat untuk menempuh tingkatan selanjutnya. Ujian akan selalu ada, demikian orang bijak bilang, suka atau tidak suka harus dihadapi. Setelah melewati UN, seorang mantan siswa (calon mahasiswa) akan menghadapi ujian lain seperti SPMB. Dan ketika menjadi mahasiswa pun dia akan menempuh banyak ujian. Ujian lain datang ketika melamar kerja dimana seorang calon karyawan harus melewati psikotes dan wawancara. Dan begitupun ketika sudah menjadi karyawan. Dia harus melewati ujian untuk promosi atau mengambil gelar profesi.

Kita seharusnya bersyukur dengan adanya ujian. Mungkin ujian-lah satu-satunya momen dimana otak berlatih lebih keras ketika di hari biasa otak kita lebih banyak menganggur. Otak sebagaimana fisik kita juga membutuhkan latihan. Semakin sering kita melatihnya, kinerja otak akan semakin membaik, dan semakin baik pula perasaan kita. Selain itu, tidak seperti organ fisik lainnya, otak kita tidak aus oleh penggunaan yang berulang-ulang dan terus-menerus. Malah sebaliknya, otak kita akan semakin membaik bila kita semakin menantangnya. Pengamatan ini telah menjurus ke suatu prinsip mendasar tentang cara kerja dasar otak, yaitu: gunakan atau kita akan kehilangan.





Masa tenang bukan berarti tidak belajar sama sekali. Menganggap remeh ujian berarti kamu sudah hampir menyia-nyiakan otak kamu. Belajar sebelum ujian merupakan cara membangkitkan pikiran pada masa-masa belajar di kelas. Latihlah otak dengan mengerjakan soal-soal latihan hingga benar-benar fasih. Bertanya pada teman jadi salah satu cara terbaik. Sesekali letakkan pinsil atau pulpen kamu untuk mengistirahatkan otak dan untuk melihat ke masa depan dimana kamu sedang duduk di kursi kelas universitas idaman kamu. Tapi jangan terlalu lama, apalagi sampai tertidur.

Selamat ujian, semoga sukses.






Minggu, 05 April 2015

Edugreen, Green Day, dan The Simpsons


Masih dalam rangka perayaan hari ulang tahunnya, SMAN 2 Bekasi mengadakan "Edugreen 2015: Save Our Earth for The Future" pada hari Sabtu (4/4). Kegiatan yang juga dihadiri perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup ini bertujuan merealisasikan budaya lingkungan dan mendukung visi misi Kota Bekasi terkait lingkungan hidup dan kewirausahaan. Acara diisi dengan berbagai macam lomba, pertunjukan, dan kreativitas siswa dalam berbisnis.
Bicara tentang kata Green dari Edugreen biasanya selalu dikaitkan dengan lingkungan atau alam. Lalu bagaimana dengan Green Day? Bukankah Green Day lebih dikenal dengan nama sebuah band punk rock? Yep kamu benar. Namun itu bukan berarti band tersebut tidak ada kaitannya dengan masalah lingkungan. Kalau kamu pernah nonton The Simpsons Movie pasti kamu tahu apa hubungannya. Dalam adegan pembuka, Green Day mengadakan konser di atas barge (kapal tongkang) selama 3.5 jam untuk kampanye penyelamatan danau Springfield. Warga Springfield memang antusias selama konser berlangsung, tapi ketika sang vokalis mulai bicara tentang masalah lingkungan, seorang warga malah melempari mereka dengan batu. Aksi itu memicu yang lainnya untuk melempar. Kapalnya bocor di beberapa tempat dan oleng sebelum akhirnya tenggelam ala Titanic. Tiga personil Green Day mati. Di hari pemakaman mereka, seorang nenek memainkan piano American Idiot versi pemakaman.

Akan tetapi, tidak semua orang tidak peduli. Ada seorang gadis kecil yang cemas dengan kerusakan danau Springfield. Lisa Simpson mengetuk pintu dari satu rumah warga ke rumah yang lain untuk memberikan penjelasan tentang situasi kritis danau Springfield. Tapi mereka menutup pintu dan jendela. Benar-benar tidak ada yang peduli. Mereka pikir bicara masalah lingkungan tidaklah menarik, apalagi yang menyampaikannya seorang anak kecil. Bukankah masalah lingkungan itu urusan pemerintah?
Ya, Lisa memang kecewa, namun kekecewaannya tidak berlangsung lama setelah mendengar suara seorang anak laki-laki bicara tentang masalah lingkungan. Dia adalah Colin, anak seorang musisi Irlandia. Tentu saja dia bukan anaknya Bono vokalis U2 jika itu yang kau maksud. Kecuali, Dia hanya seorang anak laki-laki biasa yang peduli pada lingkungan dan suka bermain musik.
Singkat cerita, Lisa dan Colin mendapat kempatan presentasi di balai kota dan berhasil meyakinkan warga tentang tingginya polusi danau Springfield. Warga setuju dengan mereka; danau Springfield dibersihkan, pipa limbah nuklir ditutup, dan tidak seorang pun boleh membuang sampah ke danau.

Hingga pada suatu hari datang seorang yang tidak bertanggung jawab datang ke danau untuk membuang kotoran babi. Dia adalah Homer Simpson, ayah Lisa. Mungkin dia pikir sedikit kotoran babi tidak akan terlalu berpengaruh pada kebersihan danau. Tapi kenyataannya berbeda! Benda itu meracuni danau dan mengeluarkan radiasi yang tak kalah bahaya dari nuklir. Bayangkan, seekor tupai yang tercebur ke dalamnya langsung berubah menjadi monster mata seribu. Mengetahui kejadian tersebut, EPA (Enviromental Protection Agency) datang untuk mengatasi krisis. Tindakan cepat diambil, kota Springfield ditutup dalam kubah kaca raksasa atas perintah presiden Arnold Schwarzenegger.

The Simpsons Movie sebenarnya mewakili gambaran nyata tentang kepedulian kita pada lingkungan. Keharmonisan alam dengan manusia tidak bisa dipisahkan dari perilaku kita dalam menjaga dan memeliharanya. Apa yang dilakukan sekolah dengan Edugreen-nya merupakan bagian kecil dari aksi nyata dalam kampanye lingkungan bersih. Kita berharap Go Green 2015 bukan hanya kegiatan sehari. Perlu waktu dan kerja keras untuk merubah kebiasaan kita agar lebih ramah lingkungan; tentang bagaimana tidak merokok di lingkugan sekolah, membuang sampah di tempat sampah atau lebih memilih pergi ke sekolah dengan sepeda ketimbang bawa motor atau mobil.
Foto: @edugreen15

foto: @edugreen15


Kamis, 02 April 2015

Happy 32th Anniversary SMAN 2 Bekasi


Tepat hari ini SMAN 2 Bekasi merayakan HUT-nya yang ke-32. Tanggal itu ditetapkan bertepatan dengan pindahnya lokasi sekolah pada tahun 1984 dari SMAN 1 Bekasi ke bangunan baru di Jl. Tangkuban Perahu, Perumnas II, Bekasi.  Sebenarnya, dua tahun sebelumnya SMAN 2 Bekasi sudah hadir, namun masih berupa kelas jauh (fillial) SMAN 1 Bekasi. Anda mungkin bertanya, jika ditetapkan HUT-nya mulai tanggal 2 April 1984, lalu mengapa usia SMAN 2 Bekasi saat ini 32 tahun?
 
Ternyata inilah jawabannya: 
sesuai dengan SK yang keluar pada tahun 1983

Pagi itu udara sejuk setelah hujan turun sejak subuh. Jalan yang sepi dan basah itu mendadak ramai dengan kehadiran pawai siswa SMAN 2 Bekasi. Mereka datang dengan berbagai kostum dan yel-yel, berkeliling seputar komplek Kejaksaan dan Keuangan sebelum akhirnya kembali ke sekolah untuk berkumpul di sekitar panggung.
SMAN 2 Bekasi, sekolah yang dulunya hanya dibatasi pagar bambu kecil yang bisa dimasuki kambing dan anak-anak sekitar untuk bermain atau mengambil kapur, kini berubah menjadi salah satu sekolah ternama di Bekasi. Bambu kecil itu digantikan tembok cukup tinggi untuk dipanjati siswa terlambat. Bangunannya pun semakin bertambah dan berdesakan meski terpaksa mencaplok fasilitas olahraga dan empang. Namun, dalam kelas yang terbatas itu diharapkan sanggup menampung ratusan siswa baru tiap tahunnya. Sekolah memang berharap seperti halnya orang tua dulu berharap: dengan banyak anak, banyak pula rezeki. Itu terbukti dengan deretan piala dalam lemari kaca yang bisa Anda lihat saat melewati lobi.

foto: @DPKetniz

Tanggal 2 April adalah tanggal yang dinantikan para siswa. Itu juga bisa berarti menunjukkan kebolehan kelas dan individu baik di atas panggung maupun di lapangan dalam bentuk Spectrumouz (4th Spectrumouz). Mereka yang paling gembira adalah siswa kelas X dan XI. Keduanya baru melewati Ujian Tengah Semester dan tidak ada lagi beban pikiran, kecuali menyegarkan diri dengan perayaan HUT sekolah. Tapi tidak bagi siswa kelas XII yang akan menghadapi Ujian Nasional (UN) beberapa hari lagi. Bagi mereka, Spectrumouz seperti hidangan siang hari di bulan puasa.

Foto: @4thSpectrumouz

Masa 32 tahun akan dirasakan berbeda bagi tiap-tiap komponen sekolah dan hanya sedikit yang mengikutinya selama itu. Para siswa hanya melalui tiga tahun, masa yang relatif singkat untuk mengenal perjalanan panjang sekolah. Karena siklus itu selalu ada; siswa datang dan pergi, ada yang merasa meninggalkan dan ada yang merasa ditinggalkan. Tapi setidaknya ada kisah yang bisa diceritakan. Para guru mungkin punya cerita lain. Usia 32 bisa jadi pengulangan perayaan seperti tahun-tahun sebelumnya, hanya anak-anak mereka yang berbeda. Ada yang merasa tahun ini lebih istimewa atau malah biasa saja. Tapi itulah hidup, setidaknya ada kisah lain yang akan dirindukan.
Happy 32th Anniversary SMAN 2 Bekasi.


Billboard Yang Akan Bikin Kamu Termotivasi



Apa yang kamu pikirkan saat lewat di depan billboard ini?

SarahWeigold, sang perancang, mengatakan bahwa dia membayangkan dia adalah seorang bintang Olimpiade yang sedang berlari dikelilingi para penonton yang bersorak untuknya.

Billboard ini memang baru konsep. Para penononton di dalamnya tidak akan bersorak kalau kau lewat di depannya mengemudikan mobil. Semakin cepat kau berjalan atau berlari, semakin kencang teriakan penonton.

Wigold mengatakan bahwa billboard ini tidak akan terlalu sulit untuk diwujudkan. Dia berpikir untuk menggunakan sensor kecepatan seperti yang ada di jalan raya. “Jika seseorang melewati batas kecepatan, maka para penonton akan menunjukkan wajah sedih. Namun, jika tidak melebihi, mereka akan menunjukkan wajah gembira. Teknologi bermain di sini.”





Sabtu, 28 Maret 2015

Remaja 17 Tahun ini Penemu Mutasi DNA Untuk Memerangi HIV dan Meningitis


Meninggalnya Olga (27/3) mungkin menimbulkan pertanyaan bagi sebagian orang, bisakah meningitis disembuhkan?

Andrew Jin punya jawabannya. Dia berhasil menemukan bagaimana mutasi DNA bisa menjadi solusi bagi pengobatan berbagai penyakit, termasuk meningitis. Berikut artikelnya yang kami terjemahkan dari fastcoexist.com


Seperti halnya kebanyakan anak-anak SMA yang menyenangi sains, Andrew Jin tertarik kepada evolusi manusia. Tapi Jin, satu dari tiga pemenang Intel Science Talent Search, melihat lebih jauh kedepan. Untuk proyeknya, siswa SMA ini dating dengan mesin algoritma yang dapat mendeteksi mutasi pada mutasi genome manusia yang diharapkan suatu hari nanti bisa dikembangkan sebagai obat untuk memerangi penyakit seperti HIV dan schizophrenia.

Pada awalnya Jin hanya ingin menyelidiki tentang 10.000 tahun lebih evolusi manusia. “Saya cuma penasaran,” katanya. “Saya berpikir tentang seleksi alam dan evolusi, dan sebagaimana kita tahu ada banyak teorinya, tapi kita tidak pernah tahu tentang yang sebenarnya. Kemudian, saya penasaran tentang mutasi yang membantu manusia menjadi yang lebih canggih.”


























Jin memutuskan untuk mempelajari rangkaian 179 DNA manusia dari seluruh dunia. Setiap rangkaian terdiri dari 3 juta pasang DNA – sangat banyak untuk dilihat jika tanpa bantuan algoritma. Jadi, dia merangkai mesin algoritma dan menemukan 130 mutasi adaptif potensial yang saling berhubungan, seperti kekebalan tubuh dan metabolism yang berperan penting dalam evolusi manusia.
Dimulai dari pekerjaan program musim panas di MIT, Jin menemukan sejumlah mutasi, termasuk yang melibatkan resitensi meningitis dan menurunkan tingkat pelemahan virus seperti influenza dan HIV, yang sangat berpontesi digunakan perusahaan farmasi untuk menciptakan obat baru.
“Ada bukti yang sangat kuat bahwa mutasi ini memainkan peran penting dalam resistensi terhadap penyakit, tapi untuk lebih meyakinkan, saya akan melakukan percobaan biologi untuk mempelajari mekanisme pertahanan. Itulah yang membuat saya tertarik saat ini,” kata Jim.
Saat dia belajar di kampus nanti (dia bahkan belum yakin akan pergi ke sana), Jin berencana mengambil jurusan sains atau biologi. Tapi sebenarnya bukan itu keahlian dia: dia punya bakat main piano dan pernah bermain di Canegie Hall. “Saya juga kerajingan sama pramuka,” kata Jim.


Jumat, 27 Maret 2015

Brainstorming Hanya Buang-Buang Waktu?

 

Brainstorming, sebagaimana kita tahu diperkenalkan pertama kali oleh Alex Osborn sekitar tahun 1950’an. Teknik ini berdasarkan pada empat aturan: (1) keluarkan ide sebanyak mungkin; (2) utamakan ide yang tidak biasa atau orisinil; (3) padukan dan saring ide-ide tersebut; dan (4) hindari saling mengkritik selama brainstroming. Proses ini, yang seharusnya bersifat tidak resmi dan bebas berekspresi, disandarkan pada dua dasar pemikiran psikologi klasik. Pertama, kehadiran orang lain bisa memotivasi performa seseorang. Kedua, kuantitas (pada akhirnya) mengungguli kualitas.
Osborn mengklaim bahwa brainstorming dapat meningkatkan kreatifitas hampir 50% ketimbang apabila seseorang bekerja sendiri. Kini, setelah enam dekade penelitian mengatakan bahwa hanya didapat sedikit bukti menyebutkan brainstorming menghasilkan lebih atau pemikiran yang lebih baik ketimbang orang yang bekerja sendirian.
Sebuah meta-analisis menjelaskan lebih dari 800 kelompok menunjukkan bahwa seseorang kemungkinan besar akan lebih menghasilkan ide lebih banyak saat mereka tidak berinteraksi dengan orang lain. Brainstorming khususnya bisa mengancam produktifitas seseorang dalam sebuah kelompok besar, ketika kelompok tersebut diawasi dengan ketat, dan ketika performa diukur dengan llisan ketimbang tulisan. Masalah lain adalah kelompok tersebut cenderung menyerah ketika mereka menyatakan tidak bisa memberi masukan yang lebih banyak.
Jadi, kenapa brainstorming tidak berhasil sesuai rencana?
Menurut Dr. Tamaro Chamorro, seorang Profesor Psikologi Bisnis di University College London (UCL) dan Columbia University, ada empat alasan brainstorming tidak bekerja, yaitu:
1. Kemalasan: Ada kecenderungan bagi sebagian orang tidak berusaha ketika mereka berada dalam kelompok ketimbang bekerja sendiri. Sesuai dengan bystander effect, yaitu kita tidak akan merasa lebih terdorong melakukan sesuatu saat tahu orang lain mungkin akan melakukannya.
2. Kecemasan: Sebagian orang malah menjadi cemas dengan cara anggota kelompok lain memandang ide mereka. Sejalan dengan itu, ketika anggota kelompok melihat orang lain punya kemampuan lebih, maka performa mereka akan cenderung menurun (minder). Hal ini menjadi masalah bagi orang yang introvert dan punya kepercayaan diri yang rendah.
3. Penurunan Kemampuan: Kejadian ini berupa penyesuaian kepada yang lebih rendah, dimana orang yang punya kemampuan lebih pada akhirnya akan menyesuaikan diri dengan kemampuan lawannya. Hal ini biasa terjadi dalam olahraga. Jika Anda berlatih dengan orang yang kompetensinya di bawah Anda, maka kompetensi Anda akan cenderung menurun dan lama kelamaan kemampuan Anda akan setara dengan pesaing Anda.
4. Hambatan Produktivitas: Bukan masalah besar-kecilnya suatu kelompok, seseorang hanya boleh mengajukan satu suara pada satu waktu jika ingin didengar. Studi telah menemukan bahwa jumlah usulan yang muncul dengan lebih dari enam atau tujuh anggota, dan jumlah suara per orang akan menurun seiring dengan semakin besarnya kelompok.
Lalu, jika brainstorming memiliki cacat, kenapa dalam praktiknya sering digunakan?
Ada dua alasan utama kenapa brainstorming masih digunakan. Pertama, seiring dengna meningkatnya pekerja dengan spesialiasi, perusahaan melihat bahwa keahlian tersebut perlu dibagi dengan karyawan lain. Jika pemecahan masalah berasal dari bidang berbeda, lalu dengan dikumpulkannya orang-orang yang tepat, secara teori, akan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan karyawan sehingga bisa menghasilkan solusi yang diharapkan. Namun, dalam praktiknya, pendekatan ini butuh pemilihan individu yang tepat dan kesungguhan berkordinasi. Kedua, meskipun tidak menghasilkan pemikiran yang lebih baik, brainstorming dianggap lebih demokratis dari metode lain, sehingga dapat menambah jumlah masukan meskipun tanpa memedulikan kualitasnya.
Akhirnya, brainstorming bisa terus digunakan karena secara naluriah memang terbiasa digunakan. Jadi, silahkan saja Anda meluangkan waktu untuk rapat braistorming. Tapi, jangan terlalu berharap, lebih dari membuat tim Anda semakin solid.


Rabu, 25 Maret 2015

Inilah CEO 15 Tahun Yang Membuka Mata Dunia






Lilian Pravda adalah CEO Vision for and From Children, oraganisasi yang membantu orang-orang yang tidak memiliki akses pengobatan mata. Pravda baru berusia 15 tahun, dan organisasinya telah membantu pengobatan mata untuk lebih dari 24.000 orang.

Pravda terlahir dengan kondisi katarak dan menjalani beberapa kali operasi. Dia merasa dengan seringnya dia berada di rumah sakit membuat dia belajar bahwa tidak semua orang seberuntung dirinya yang mendapatkan pengobatan mata. Kemudian dia mendirikan Vision for and fromChildren pada usia 8 tahun dengan tujuan supaya anak-anak yang lain bisa mendapatkan pelayanan kesehatan mata bahkan operasi mata yang layak.

Jadi, siapa bilang anak muda sekarang malas dan apatis?


Minggu, 22 Maret 2015

Sedikit Cerita Tentang Khitan


Mungkin di suatu waktu di masa kecil Anda, teman perempuan Anda pernah mengatakan dia beruntung menjadi seorang perempuan karena tidak akan pernah merasakan sakitnya dikhitan. Tapi, Anda malah menjawab bahwa Anda lebih beruntung karena tidak akan pernah melahirkan. Sungguh, jika Anda memang benar, lalu kenapa tidak ada yang mau dikhitan dua kali sementara para wanita bisa melahirkan berkali-kali?

Saat menghadiri acara khitanan yang diadakan Gabungan Alumni Lintas Angkatan SMAN 2 Bekasi (Galaxi) pada Sabtu kemarin (21/3) tidak tampak kegundahan dari wajah anak-anak. Meja khitan dan dokter yang menanti masih belum terbayang saat mereka masih asik menyaksikan acara pembukaan. Mereka terhibur dengan penampilan seorang da’I cilik, marawis dan pertunjukan dongeng. Wajah-wajah itu masih sangat muda, lebih mudah dari angkatan saya saat dikhitan lebih dari dua puluh tahun lalu. Waktu itu rata-rata usia seorang anak dikhitan adalah sekitar 7-11 tahun, bahkan di daerah tertentu, seorang anak baru dikhitan ketika menginjak masa SMP atau SMA. Bisa dibilang perubahan itu memang datang dari kesadaran beragama para orang tua, apalagi ditunjang dengan kemajuan ilmu medis yang bisa mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan.


Masa dikhitan jadi waktu yang paling diingat anak laki-laki. Mereka mengenang rasa sakitnya sekaligus kebahagiaan saat mendapatkan uang. Namun, meski khitan bukan penanda akil baligh, anak yang sudah dikhitan akan lebih percaya diri ketimbang yang belum. Hal inilah yang patut dipelihara para orang tua supaya mengingatkan anak mereka bahwa ada perbedaan antara sebelum dan sesudah dikhitan. Perbedaan itu tentu saja bukan hanya masalah fisik. Nilai-nilai agama dan sopan santun harus lebih sering diajarkan. Sama halnya saat orang tua kita berkata kepada kita di waktu kecil, “Ingat, Nak. Kamu sudah disunat. Sudah besar. Harus rajin sholat.” Nah, nasehat tersebut dalam arti lain di masa dewasa kita saat ini, mengingatkan kita untuk tidak meng-khitan anggaran (korupsi).



Kamis, 19 Maret 2015

Pola Negatif, Pola Positif


Pernah nggak kamu punya teman yang selalu terlambat, dan kamu sering dibuat kesal dengan berbagai alasannya? Hari ini dia terlambat datang dengan alasan bangun kesiangan. Besoknya dia terlambat lagi ketemu kamu karena macet. Di lain waktu dia terlambat karena harus balik lagi ke rumah untuk mengambil hp-nya. Dia sekolah pun demikian. Dia sering terlambat masuk kelas. Hukuman dari guru tidak membuat dia datang lebih awal.

Andrew Matthews dalam bukunya Being Happy menyebut kebiasaan terlambat ini sebagai pola. Kebiasaan ini sudah melekat dalam diri teman kamu, dan sepertinya ada yang salah ketika dia berhasil datang tepat waktu. Pola dikendalikan tanpa kita sadari, yaitu dalam alam bawah sadar kita. Sama halnya ketika kita sedang makan. Kita tidak pernah memerhatikan bagaimana sendok bisa masuk ke dalam mulut kita. Pada saat kita tidur, kita masih bisa bernafas dengan leluasa tanpa pernah memikirkannya.
Alam bawah sadar-lah yang mengatakan pada temanmu bahwa dia akan selalu terlambat. Jika temanmu berhasil bangun lebih pagi, program alam bawah sadarnya akan membantunya menemukan lampu merah menyala lama, mencari tukang kue untuk sarapan, atau menyusuri jalan baru yang menyesatkan.
Ada banyak pola yang sering kita temui, dan mungkin beberapa diantaranya kita alami. Sebut saja pola penyakit, saat dimana dia sakit menjelang ujian. Pola menghabiskan uang, saat dimana dia punya uang lebih, maka dia akan segera menghabiskannya. Pola gaya hidup berantakan; orang ini akan merasa aneh jika kamarnya rapih, sehingga dia ingin segera mengacak-acaknya.
Pola gangguan belajar sering terjadi pada siswa. Tidak sedikit siswa cenderung memiliki gangguan belajar meski sebenarnya dia melakukannya tidak sengaja.


Pola lain yang cukup mengerikan adalah pola tiada hari tanpa smartphone. Benda ini, yang seharusnya bisa mendekatkan yang jauh, malah berlaku sebaliknya. Kita sering menemui sekelompok orang berkumpul namun tidak bicara satu dengan yang lain. Masing-masing sibuk bermain game, posting gambar atau update status. Orang seperti ini seolah tidak bisa hidup tanpa smartphone.
Pola-pola di atas kita sebut dengan pola negatif. Namun bagaimanapun juga, di sisi lain terdapat juga pola positif yang sangat bermanfaat bagi kita. Mungkin kamu pernah kenal dengan orang yang selalu tepat waktu meski badai atau macet menghadang. Pola lainnya adalah pola apapun yang dikerjakannya selalu mudah. Ada juga orang yang memiliki pola berhemat (bukan pelit). Ada juga pola saya selalu sehat.
Kita pastinya menginginkan pola positif terjadi pada diri kita. Kita juga sering bertanya, “Kapan pola buruk dalam diri saya berubah? Kapan berhentinya? Jawabannya adalah, “Hidup akan berubah jika kita berubah.”
Tentu saja untuk berubah ada tantangannya. Kita harus siap menghadapi tantangannya dan konsisten dengan usaha kita.

Kamu ingin mempersiapkan dirimu untuk menghadapi ujian dan untuk itu kamu mengumpulkan segala energi untuk belajar setelah maghrib. ,Semua buku dan peralatan tulis sudah siap di meja belajar, dan kamu sudah memasang musik dulu supaya lebih rileks. Tapi tampaknya lagu belum cukup untuk membuat kamu berkonsentrasi sehingga kamu memutuskan untuk membuat kopi, membeli camilan, meraut pensil, dan menjelajah internet untuk mencari tambahan informasi. Ketika akhirnya kamu sudah mendapatkan semuanya, jam menunjukkan pukul 11.00, waktu yang cukup telat untuk tidur. Bagaimana mungkin bisa menyelesaikan soal ujian jika mengantuk?
Bayangkan kamu sedang berdiet. Kamu lari setiap pagi dan sore, menghindari makan coklat, kue, atau piza. Pada suatu hari teman jauh kamu datang dari Makassar dan membawakan kamu sekotak coklat dengan hiasan stroberi. Teman kamu bilang, “Kue ini khusus dibuat mama untuk kamu.” Nah lho?
Saat kamu memutuskan untuk berhemat dengan menabung, tidak jajan dan membawa makan siang dari rumah. Tapi, ketika baru dua minggu berjalan kamu menemukan iklan yang menjual komik yang wajib kamu koleksi. Kamu ingat pernah memburunya di pameran buku dan menjelajah di seluruh toko buku. Di samping itu, kamu juga perlu uang untuk membeli pulsa internet kamu yang akan habis besok.


Sesungguhnya kita tidak pernah terikat dengan pola. Pola lama mungkin tetap bertahan, namun bukan tidak mungkin bisa dihilangkan. Tetaplah berfikir positif tentang diri dan kondisi kamu. Disiplin mental mungkin tidak mudah, tapi sangat besar manfaatnya. Dan yang lebih penting adalah selalu berdoa. Kondisi spiritual yang baik akan membantu kamu dari jalan yang tidak pernah diduga. Bukankah bersedekah bisa menjauhkan kita dari dari bencana? atau, rejeki dan umur kita akan dipanjangkan jika kita rajin bersilaturrahmi.


Rabu, 18 Maret 2015

Setelah Lulus




Minggu ini teman-teman kita dari kelas XII sedang melaksanakan UAS, dan tidak lama lagi mereka akan menempuh Ujian Nasional. Lalu, dalam beberapa bulan kedepan siswa kelas XII akan meninggalkan SMA-nya. 3 tahun … waktu yang singkat, bukan?

Kemudian, apa yang akan terjadi setelah lulus SMA?

Saya jadi ingat ceramah Kepala Sekolah menjelang kelulusan kami. Beliau bilang, kami diibaratkan orang yang membeli koran, dan apa yang dilakukan orang itu akan mencerminkan tindakan kami setelah meninggalkan bangku sekolah.

Pertama, kami akan membaca korannya untuk menambah wawasan.

Kedua, kami akan mencari lowongan kerja di dalamnya.

Ketiga, kami akan menggelar koran tersebut untuk jualan.

Keempat, kami akan menjadikan koran tersebut sebagai alas tidur.

Jadi, tipe yang manakah kamu?



Selasa, 17 Maret 2015

Untuk Apa Menulis?

oleh Gema Indra



Anda tentu percaya bahwa di samping wujudnya yang berupa fisik, manusia juga memiliki apa yang disebut emosi.

Sebagaimana fisik yang memiliki otot-otot yang akan kaku jika tidak dilatih atau digunakan, emosi pun demikian, akan tumpul dan bahkan mati kalau tidak dilatih. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan pak Daniel Gleman, seorang psikolog dari Harvard Univeristy, dalam bukunya Emotional Intellegence bahwa kesuksesan hidup manusia hanya 20% bergantung pada kecerdasan intelektual (IQ), selebihnya 80% bergantung pada kecerdasan emosional. 

Menulis adalah salah satu aktivitas yang banyak melibatkan emosi. Jika tidak terbiasa atau membiasakan diri, maka menulis akan menjadi satu hal yang sangat sulit dilakukan, padahal betapa banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari menulis.

“Menulis, sesungguhnya, bagaikan mengalirkan kata-kata yang membawa segala ‘kotoran’ yang menyesaki diri kita. Menulis dapat membantu kita mengosongkan apa saja yang ingin kita keluarkan  yang ada dari dalam diri kita. Menulis, insya Allah, dapat membuka diri kita, dan diri kita yang terangkai dalam kata-kata milik kita itu kemudian akan memantulkan siapa diri kita sebenarnya.” Kata-kata ini saya dapati dalam Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza, ditulis oleh pak Hernowo.

Menurutnya, ia dapati kata-kata itu dari halaman-halaman awal buku pak James P. Pennebaker; Opening Up: The Healing Power of Expressing Emmotions, yang diterjemahkan oleh penerbit Mizan (2002) menjadi Ketika Diam Bukan Emas: Berbicara dan Menulis Sebagai Terapi.

Ternyata dahsyat sekali manfaat menulis itu. Saya sangat terkesima ketika menyadari bahwa penjelasan manfaat menulis dari pak Pennenbaker bisa sampai kepada saya melalui pak Hernowo. Saya tidak pernah (sekedar) melihat pak Pennenbaker apalagi mengenalnya, dan begitupun dengan pak Hernowo, saya juga belum pernah berjumpa dengannya meskipun saya sempat berkorespondensi melalui email beberapa kali. Tapi, bagaimana kata-kata pak Pennenbaker itu bisa sampai kepada saya? Ini tidak lain kaena ia menuliskan apa yang ingin disampaikannya, kemudian pak Hernowo menulis kembali apa yang pernah dibacanya, dan pada akhirnya saya membaca apa yang ditulis pak Hernowo. Ini merupakan salah satu manfaat menulis, yaitu pesan yang ingin kita sampaikan dapat tersebar secara luas dan tersimpan secara utuh.

Belum lagi jika kita cermat kembali kata-kata pak Pennenbaker itu bahwa menulis bisa menjadi sebuah terapi yang mengalirkan kata-kata yang membawa ‘kotoran’ yang menyesaki diri kita Menulis juga bisa menjadi wahana secara reflektif untuk melihat diri kita dengan utuh, mengenal siapa diri kita sebenarnya, melatih untuk berpikir secara logis, meningkatkan kepekaan emosi, menjadikan kita seorang penghuni bumi yang turut mewarnai dunia, dan juga bisa menjadi sumber penghasilan.

Jadi, alangkah beruntungnya jika sekiranya sejak saat ini kita melatih otot-otot emosi kita – tidak pernah ada kata terlambat – untuk meningkatkan kepekaan emosi kita. Dan karena caranya melalui menulis, maka dengan serta merta keterampilan menulis kita harus selalu diasah. Dan oleh karena kepiawaian menulis berkorelasi positif dengan seberapa banyak kita membaca – karena tidak ada output (menulis) tanpa input (membaca) – maka sudah sewajarnya kita bertekad untuk melakukan akselerasi dalam hal membaca. Kita mentransformasi diri kita dari belajar untuk membaca menjadi membaca untuk belajar.

Never be late, we are never too old to learn.

Baca juga: Cerpen Romantis




Senin, 16 Maret 2015

Dibalik Baris-Berbaris Paskibra




Ketika menyaksikan Paskibra pada LPBB IX yang diadakan SMAN 2 Bekasi Sabtu lalu (14/3) di GOR Bekasi, saya jadi teringat masa-masa Paskibra saya di sekolah. Saya mengenal Paskibra sejak masa penataran (masa orientasi sekolah), dimana sebagian besar para senior Paskira yang menjadi pembimbing kami ketimbang para pengurus OSIS. Paskibra, yang pada awalnya hanya sebagai Pasukan Pembawa bendera, berperan besar dalam menggembleng siswa baru. Cara-cara Paskibra diterapkan tanpa bullying; makan dengan waktu yang ditentukan, minum dengan botol yang sama, baris-berbaris, dampratan, push up, bahkan tamparan sepatu.



Saya terpilih sebagai Paskibra sekolah dengan pertimbangan tubuh tinggi dan wajah lumayan (tampan), dan yang lain terpilih karena menawan. Meski demikian tidak ada diskriminiasi masalah fisik, karena seleski sebenarnya datang dari prilaku dan konsistensi. Di masa-masa latihanlah intensitas setengah militer ditingkatkan, dan kami punya cukup otot untuk mengantisipasi tawuran. Kami juga suka dengan morning jokes, dimana kami menampilkan lawakan-lawakan sebelum latihan.

Ada dua seragam harian yang harus kami punya; Pakaian Dinas Harian (PDH) hitam putih dan Pakaian Dinas Latihan (PDL) dengan handuk good morning, sementara hanya seragam putih-putih yang dipakai untuk lomba. Beberapa teman sengaja membuat bagian bawah celana lebih lebar (bukan cutbray) supaya lebih terlihat elegan saat melangkah. Berada dalam barisan Paskibra cukup membanggakan. Selain dispensasi tidak ikut kelas karena  latihan atau kegiatan lain, kami tampil gagah dibalik pakaian PDH (seperti pilot). Demo baris-berbaris patah-patah dengan teriakan “satu-dua-satu-dua” kami bisa membuat lutut lawan gemetar. Jarak 5 km defile ditempuh dengan gerakan mantap dan konsisten, ribuan pasang mata masyarakat mengawasi seolah kami tidak boleh membuat kesalahan. Ya, sungguh menyenangkan mengingat masa-masa itu.







Jumat, 13 Maret 2015

Lubang Cacing dan Interstellar

oleh Alfarizki Qodri (Kelas X MIA 8)


"Rencana yang lebih baik daripada meninggalkan Bumi adalah dengan menjaga Bumi kita sendiri.
-- Alfa --


Film garapan sutradara Christopher Nolan ini mendapatkan banyak perhatian dari para penggemar film, apalagi bagi kalangan penyuka kosmologi. Namun, bagi orang awam mungkin Interstellar akan membuat dahi berkerut. Itu karena film berdurasi hampir 3 jam ini dibuat dengan alur yang agak rumit. Meski begitu, Nolan cukup pintar untuk menantang Anda terus mengikuti jalan ceritanya hingga akhir.

Saya akan membahas tentang sesuatu yang menarik dari film ini, yaitu Wormbole  atau Lubang Cacing. Tentang bagaimana Lubang Cacing dapat digunakan untuk menembus galaksi lain, sehingga memungkinkan kita untuk mencari planet pengganti Bumi. Mari kita mulai pembahasan kita dengan pertanyaan, “Apakah Lubang Cacing itu benar-benar ada? Atau, apakah benar lubang ini bisa menembus ke alam semesta lain?”
Sebenarnya, sampai sekarang masih belum ada bukti yang bisa mendukung keberadaannya, baik dari pengamatan ataupun secara eksperimen. Lubang Cacing itu sendiri merupakan solusi matematis mengenai hubungan geometris antara satu titik dalam ruang-waktu dengan titik yang lain, dimana hubungan tersebut bisa berperilaku sebagai ‘jalan pintas’ dalam ruang-waktu. Menurut Dr. Kip S. Thorne dari California Institute of Technology, lubang cacing diilustrasikan memiliki dua ujung. “Misalnya, satu ujung di kamarmu, ujung yang lain ada di negara asal teman facebook-mu di Perancis. Kalau kau melongok melalui wormhole itu, maka akan tampak temanmu berdiri dengan latar belakang menara Eiffel. Sementara, temanmu yang melihat melalui ujung wormhole di Prancis lbisa melihatmu duduk mengerjakan PR di kamarmu. Tentu saja akan menyenangkan jika setelah mengerjakan PR kau bisa menemui kawanmu di Prancis dan naik ke menara Eifel hanya dengan masuk ke semacam lorong.”
Tapi, menurut hukum fisika keberadaan lubang cacing itu memungkinkan. Meski demikian, lubang cacing mudah runtuh, sehingga mustahil ada material yang selamat jika masuk melalui lubang cacing. Apalagi manusia, yang dalam film Interstellar digambarkan sang tokoh dengan mudahnya memasuki lubang cacing. Namun, ada kemungkinan lain lubang cacing tidak akan runtuh seandainya material yang masuk memiliki energi negatif; semacam gaya anti-gravitasi.



Istilah lubang cacing sendiri ternyata berasal dari teori relativitas umum yang dilontarkan oleh Albert Einstein. Teori ini juga disebut sebagai 'jembatan Einstein-Rosen' karena dalam menemukan teori ini, Einstein dibantu oleh Nathan Rosen. Mereka mengibaratkan lubang cacing sebagai 'jembatan' yang bisa menembus ruang dan waktu. 'Jembatan' ini menghubungkan dua titik yang berbeda, baik ruang dan waktu. Dengan menggunakan lubang cacing, secara teoretis, akan terjadi jalan pintas, dan otomatis ini akan mengurangi jarak dan waktu perjalanan antar bintang atau planet.
Bisa kebayangkan bagaimana bisa sebuah lubang bisa menuju ke alam semesta lain, padahal jarak dari alam semesta kita ke alam semesta lain sangatlah jauh? Namun, meski lubang cacing hanya hipotesa Einstein, tidak sedikit ilmuwan yang ingin menemukan lubang cacing ini.
Perlu diketahui, posisi lubang cacing itu berada didalam lubang hitam. Dan, sebagaimana kautahu lubang hitam itu meyedot material yang berada di sekitarnya termasuk CAHAYA. Sehingga, apabila kita menghubungkannya dengan lubang hitam, maka kita akan temukan kejanggalan lubang hitam dalam Interstellar. Ketika Cooper (Matthew McConaughey) dan para kru pergi ke sebuah planet yang mengorbit dalam lubang hitam, dia berpikir bahwa dengan mengitari lubang hitam maka dia bisa menghindari pergeseran waktu yang terlalu ekstrim. Karena dengan demikian dia bisa kembali kepada anaknya ketika usia anaknya sama dengan usia dirinya saat berangkat. Disini Cooper hanya membutuhkan beberapa jam sebelum pesawatnya dapat mengitari lubang hitam. Padahal, faktanya butuh waktu yang sangat lama untuk mengitari lubang hitam.
Seperti itulah beberapa keganjilan lubang cacing dan lubang hitam dalam film ini. Nola mengakui bahwa modal utamanya bukan soal cerita atau penampakan lubang hitam, melainkan tentang keberadaan pesawat ulang alik “ENDURANCE” yang mengantarkan Cooper dan kru lainnya.
Kembali ke topik utama tentang lubang cacing, namun kali ini kita akan menghubungkannya dengan kekuasaan Allah. Ada beberapa jenis lubang cacing, tapi yang membuat takjub adalah lubang cacing yang disampaikan oleh beberapa cendikiawan islam yaitu WORMHOLE-MA’AARIJ, yaitu tempat naik para malaikat.
Dari Allah yang mempunyai tempat-tempat naik. Naik malaikat dan ruh kepada Nya di dalam satu hari adalah ukurannya lima puluh ribu tahun. (QS. Al Ma’aarij (70) ayat 3-4).
Wormhole-Ma’aarij juga diyakini akan menemui semua insan yang bernyawa, yakni ketika ajal menjelang dan terbukalah satu pintu Wormhole-Ma’aarij kepada kita. Tempat ini akan terhubung ke Alam Barzakh, dimana Malaikat Maut akan menemani kita dalam meniti “jembatan” ini,  yang satu harinya berbanding secara relatif 50 ribu tahun di bumi. Wow! Benar-benar sama dengan prinsip lubang cacing dimana kita bisa pergi kemana saja dalam waktu singkat melalui lubang cacing walaupun jarak tujuannya sangat jauh. 
Saya suka dengan Interstellar dan memasukannya ke dalam daftar film favorit saya. Ya, walaupun ilmuwan menemukan keganjilan pada film ini, namun pada intinya, sebagus-bagusnya film pasti ada kekurangannya. Film ini membuat saya menjadi lebih cinta dengan bumi, dimana bumi digambarkan dalam masa kritis dan tidak layak untuk ditinggali, dan kemudian sejumlah orang mencari planet pengganti baru sebagai pengganti bumi


Senin, 09 Maret 2015

Tentang Blog Ini - Buku Tamu




Blog ini hadir untuk memberikan berita dan informasi terbaru seputar kegiatan di SMAN 2 Bekasi. Selain itu, kami juga menampilkan artikel yang ditulis baik oleh guru, siswa, staf, maupun alumni yang diharapkan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Kalau kamu bagian dari keluarga SMAN 2 Bekasi dan ingin mempublikasikan artikel di blog ini, silahkan kirim tulisan kamu melalui inqubee.tumblr.com/submit, dengan menyertakan biodata, termasuk kelas (siswa) atau angkatan (alumni).

Jangan lupa, isi buku tamu untuk bersilaturrahmi atau berbagi kabar dengan cara menulis komentar di bawah.

Salam.